Hari ini hari kelulusanku, tapi sepertinya akan menjadi hari terburuk dalam hidupku...
"Umma! Apa-apaan ini???" teriakku, begitu melihat diriku sendiri di kaca besar di depanku.
"Aigoo-ah, jangan berteriak-teriak seperti itu, YoonA-ah... Bagaimana kalau terdengar calon ibu mertuamu?" bisik Umma.
"M... Mwo?! Ibu mertua?!" kataku. Umma hanya mengangguk. Aku kembali menatap diriku yang terpantul di kaca sambil meringis. Mimpi apa aku semalam, sampai aku harus menikah hari ini juga???
Naneun Im YoonAimnida. Aku adalah murid SMA yang baru saja lulus dan kini sedang mengalami sebuah pernikahan paksa!
"Omona~, umma! Aku baru lulus SMA! Aku belum bisa menikah!" kataku.
"Tenang saja, umma akan mengurusnya! Sudah cantik! Cepat keluar sana!" kata Umma sambil mendorongku paksa keluar ruangan. Aigoo, Umma macam apa ini??? =,=
Aku berjalan lemas, mengacuhkan setiap pandangan orang-orang di sekitarku. Terkadang, aku mendengar bisikan-bisikan seperti ini :
"Aigoo! Beruntung sekali gadis itu! Dia akan menjadi pendamping tuan muda cho seumur hidupnya!"
What?? Beruntung?? Menurut kalian, aku beruntung??
Ok, tolong pikir dulu sebentar...
Kalian adalah seorang murid SMA, dan kalian sedang menghadiri upacara kelulusan kalian. Dan tiba-tiba kalian DICULIK ketika kalian sedang menyampaikan pidato mewakili angkatan kalian!! Aigoo, apa itu yang kalian sebut beruntung???
Aku mendongakkan kepala. Di altar berdiri seorang namja yang tinggi, dengan rambut coklat yang acak-acakan, sedang (menurutku) menungguku. Aku menghela nafas dan naik ke altar.
"Calon istriku, kau cantik sekali hari ini..." bisik namja itu. Aish, gombalannya itu membuatku mual.
"Aku bukan calon istrimu, aku akan membatalkannya sekarang juga!" bisikku sambil tersenyum kejam. Namja itu hanya mengerucutkan bibirnya.
"Ya sudah. Sepertinya kau punya impian melihat nenek meninggal sekarang juga..." kata namja itu.
"Mwo? Apa maksudmu??" kataku.
"Yaaa, kalau kamu membatalkan pernikahan ini, maka jantung nenek akan kambuh dan penyakitnya itu bisa membunuhnya sekarang juga..." kata namja itu sambil membetulkan poni coklat keritingnya.
Yaa~~~, ottokhae...??? Aku tidak mau melihat nenek mati sekarang juga.... >.<
Akhirnya, tibalah saatnya pengucapan janji seumur hidup.
"Im-sshi, apa anda menerima tuan Cho sebagai pendamping hidup anda? Dalam senang maupun sedih?" ucap pastor.
Huwaaa~~~, naneun ottokhae???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar