Sabtu, 31 Juli 2010

First Snow

“Mwo? Kamu tidak bisa menemaniku di malam natal?? Kenapa??” omel Min Ji di telepon pada gunyonun namja chingu, Leeteuk.
“Mian, Min Ji-ah… Ada pekerjaan saat itu…” kata Leeteuk.
“Oppa~! Kamu kan udah janji!” kata Min Ji. Air mata sudah membendung di kelopak matanya.
“Mi… Mian… PIP!” Min Ji mematikan teleponnya tanpa memberikan kesempatan pada Leeteuk untuk minta maaf.
“Oppa~! Kau tahu kan kalo malam natal itu hari ultahku sekaligus hari dimana salju sedang lebat-lebatnya! Kamu yang bilang sendiri kalau saat itu kamu bakal datang ke rumahku untuk merayakan ultahku berdua denganmu!” omel Min Ji di depan kaca riasnya. Air mata meleleh di pipi putihnya. Mukanya merah karena marah.
Min Ji terduduk di tempat tidurnya. “Salahku sendiri sih… Kenapa aku mau pacaran sama seleb sibuk kaya Leeteuk oppa kayak gitu…” kata Min Ji pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba ada pesan masuk ke HP Min Ji :
Min Ji, siang ini kamu sibuk? (Heechul)
Tidak, kenapa, oppa? (Min Ji)
Kita main, yuk! Aku jemput jam 1 ya! (Heechul)
Oke, deh… (Min Ji)


“Hey~! Kok kusut gitu sih?” tanya Heechul.
“Leeteuk oppa nyebelin! Masa dia ga bisa nemenin aku pas aku ultah sih? Pake ga boleh nelepon dia sampe malam natal lagi!” omel Min Ji.
“Ssshhh… Udah… Pokoknya hari ini kita maen sampe puas ya! Kamu mau main kemana?” tanya Heechul.
“Emmm…” pikir Min Ji.


“Toko apa ini?” tanya Heechul.
“Em… Apa ya? Bukan toko sih, lebih tepatnya café… (Bayangin café di MV Lee Seung Gi yang let’s break up) Aku sering ke sini sama Leeteuk oppa…” kata Min Ji. Matanya memperlihatkan kalau dia sedang bernostalgia.
“Oh, apa istimewanya café ini?” tanya Heechul.
“Em… Kopinya enak. Selain itu suasana café ini tenang, sangat romantic…” kata Min Ji berbinar-binar.
“Oh… Mau duduk dimana?” tanya Heechul.
“Di sana saja… Aku ingin menunjukkanmu sesuatu…” kata Min Ji.
Min Ji dan Heechul duduk di pojok café. Di samping meja itu ada rak yang terdapat lampu bulat yang ditempeli kertas-kertas. Min Ji kemudian mengeluarkan notes warna pelangi dan pulpen lipat berwarna pink.
“Tulis permintaanmu disini, oppa. Aku pun akan menulis permintaanku di sini…” kata Min Ji.
Mereka berdua pun menuliskan permintaan mereka masing-masing.
“Sudah, lalu setelah ini diapakan?” tanya Heechul.
“Tempelkan di lampu ini. Berdoalah supaya permintaanmu cepat terkabul…” kata Min Ji sambil menempelkan kertas permintaannya. Heechul melihat ke lampu itu. Lampu itu penuh dengan kertas permintaan dari Min Ji dan Leeteuk. Heechul tersenyum melihatnya.
“Pulang yuk?” ajak Min Ji.
“Ayo… Jangan lupa pakai mantelmu, Min Ji…” kata Heechul.


Setelah mengantarkan Min Ji pulang, Heechul menelepon Leeteuk.
“Annyonghaseyo? Leeteuk hyung! Aku sudah menjalankan tugasku!” lapor Heechul.
“Ah, gomawo, Heechul. Aku sangat khawatir dia kecewa dan menangis sendirian karena SMS-ku. Bagaimana dia?” tanya Leeteuk.
“Em… Dia sempet ngomel sih… Tapi sepertinya dia tidak kuasa buat marah padamu, hyung. Dia sangat menyayangimu…” kata Heechul.
“Cheongmal?” kata Leeteuk tidak percaya.
“Em…! Dia sangat menyayangimu. Kau beruntung mendapatkannya, hyung! Jaga dia baik-baik!” nasihat Heechul.
“Araseo, Heechul! Gomawo!” kata Leeteuk.


“Oppa… Bogoshipeoyeo…” gumam Min Ji di tempat tidur. Dia kemudian mengambil buku cerita tipis yang diberikan Leeteuk ketika hari ultahnya tahun kemarin di rak buku putihnya.
Min Ji kemudian membuka buku cerita itu, dan membacanya.
Pada jaman dahulu kala, ada seorang putri yang menunggu pangerannya di atas bukit. Setiap hari dia memohon pada bintang agar pangerannya itu cepat datang menemuinya dan menjemputnya pulang ke istana.
Bertahun-tahun dia menunggu, sang pangeran tidak kunjung muncul pula. Ketika sang putri mulai menyerah, tiba-tiba muncul seekor kodok. “Putri! Aku ini pangeran yang disihir oleh penyihir! Bila kamu menciumku aku akan berubah menjadi seorang pangeran dan akan membawamu pergi dari sini!” seru kodok itu. Sang putri sempat ragu, apa dia akan mencium kodok itu atau tidak. (yaeyalah, apa ada yang mau nyium kodok??). Tapi pada akhirnya dia mencium kodok itu. Dan seketika, tring! Sang kodok buruk rupa berubah menjadi pangeran yang sangat tampan. Sang putri sangat kaget melihatnya. “Terimakasih, putri. Engkau menyelamatkanku. Sebagai tanda terimakasih, aku akan menikahimu dan membawamu pergi dari sini. Kita akan hidup bahagia berdua di istana!” kata pangeran. Akhirnya sang putri ikut ke istana dan menikah dengan pangeran. Mereka hidup bahagia selama-lamanya.
Ps : Saengil Chukae, Min Ji! Aku harap kau menyukai buku cerita yang kukarang sendiri ini!
Min Ji teringat ultahnya tahun kemarin. Saat itu, mereka rayakan di villa-nya Min Ji bersama anak-anak super junior yang lain. Leeteuk memberikan buku ini ketika mereka Cuma berdua saja di balkon villa. Saat itu, Min Ji tidak puas karena Leeteuk hanya memberikannya buku cerita tipis (padahal di dalam hatinya, dia sangat senang). Namun, ternyata Leeteuk memberi kejutan lain. Di dalam buku cerita itu, Leeteuk menyelipakan seuntai kalung sederhana yang sangat indah. Leeteuk bilang, itu dia pesan 2 bulan sebelum Min Ji ultah di Thailand. Kalung itu memiliki liontin berbentuk mahkota yang sangat indah dengan hiasan berlian di tengahnya. Sampai sekarang, kalung itu terus menghiasi leher Min Ji.
Min ji menangis mengingatnya. “Oppa, miss you so much…” gumam Min Ji.


Keesokan harinya, Min Ji merasa bosan di rumah, oleh karena itu dia mengajak dongsaengnya, Hongki main ke kota.
“Hongki-ah, ayo ke kota bareng noona. Bukankah kamu libur?” ajak Min Ji.
“Ne, noona…” kata Hongki.
Sesampainya di kota, mereka melihat-lihat baju. Min Ji memang ingin membeli baju baru untuk ultahnya nanti. Ketika mereka masuk ke toko baju langganan Min Ji, mereka melihat pemandangan yang sangat menyakitkan hati Min Ji. Leeteuk sedang bergandengan tangan dengan wanita lain! “Lee… Leeteuk…” gumam Min Ji. “Noo… Noona?” panggil Hongki yang merasa kalau kakaknya berubah aneh. “A… Ah… Hongki, ayo, kita pulang saja… Noona lupa kalau hari ini noona ada janji…” kata Min Ji sambil berusaha tersenyum. “Ne, noona…” patuh Hongki.


Min Ji membanting tas-nya ke tempat tidur.
“Leeteuk oppa, kenapa kamu melakukan ini padaku?” gumam Min Ji sambil menangis. Dia sangat kaget melihat Leeteuk dengan wanita itu. Wanita itu sepertinya lebih dewasa daripada dirinya dan Leeteuk. Min Ji sudah tidak kuat lagi. Karena tekanan pikiran, Min Ji pingsan.
“Min Ji-yang… Waktunya ma… Min Ji-yang!” histeris Bibi Han.


“Annyeong, Hongki-ah! Noona-mu ada?” kata Heechul begitu pintu terbuka.
“Hyung… Noona sakit…” kata Hongki.
“Sa… Sakit? Sakit apa?” tanya Heechul kaget.


Hongki membawa Heechul ke kamar Min Ji. Heechul sangat kaget melihat Min Ji yang pucat. Apalagi Min Ji belum sadarkan diri dari tadi pagi.
“Kenapa? Kenapa dia bisa begini, Hongki-ah?” tanya Heechul.
“Tadi pagi, noona mengajakku ke kota. Katanya mau beli baju buat ultahnya. Tapi, waktu sampai di tokonya Hyori ahjumma, noona dan aku melihat Leeteuk hyung gandengan sama cewek selain noona… Setelah itu noona mengajakku pulang dan tadi siang noona ditemukan pingsan sama Bibi Han…” jelas Hongki.
Heechul jelas kaget mendengar penuturan Hongki. Dia tidak habis pikir, tega sekali Leeteuk hyung melakukan itu pada Min Ji.
“O… Oppa…” panggil Min Ji yang sudah setengah sadar.
“Noona!” kata Hongki.
“Hongki…” kata Min Ji sambil memeluk dongsaeng-nya untuk menenangkan dongsaeng satu-satunya itu.
“Noona, gweancheana?” tanya Hongki.
“Ne, naneun gweancheana… Hongki, keluarlah dulu, noona mau bicara sama Heechul hyung dulu…” kata Min Ji. Hongki mengangguk kemudian keluar kamar.
“Oppa…” kata Min Ji memulai pembicaraan.
“Ne, aku sudah mendengarnya…” kata Heechul.
Min Ji terdiam. “Begitulah keadaannya… Ottokhae, oppa? Kenapa dia melakukan ini semua padaku? Apa salahku?” tanya Min Ji. Airmata meluncur deras di pipinya. Mukanya begitu menunjukkan kekecewaannya pada Leeteuk.
“Min Ji-ah… Mungkin…” kata-kata Heechul terputus oleh seruan Min Ji.
“Aku harus berpisah dengannya, oppa! Dia tega sekali padaku! Dia menggandeng wanita lain di depan kekasihnya sendiri! Aku benci sekali padanya! Aku sakit hati, oppa!” seru Min Ji.
“Min Ji…” Heechul sudah speechless. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.
“Sudahlah, Min Ji. Kalau begini terus kamu bisa sakit. Tidurlah, istirahat yang cukup…” nasihat heechul sambil menyelimuti Min Ji.


Setelah Min Ji tertidur, Heechul pamit pulang. Di perjalanan pulang, Heechul menelepon Leeteuk.
“Hyung, kamu dimana? Kita harus bicara, ini penting!” kata Heechul agak keras. Leeteuk kaget mendengar nada suara Heechul yang mengeras.
“Aku di dorm. Kita bicara di dorm saja. Cepatlah pulang…” kata Leeteuk.


“Hyung, apa yang kamu lakukan pada Min Ji…?” tanya Heechul menahan amarahnya. Mukanya memerah menahan amarah yang meluap.
“Hem? Memangnya Min Ji kenapa?” tanya Leeteuk.
“Dia melihatmu menggandeng perempuan lain! Apa yang kamu lakukan tadi siang, hyung?!” bentak Heechul pelan agar member yang lain tidak mendengar masalah ini.
“Hah?! Jadi yang tadi siang itu benar Min Ji?!” tanya Leeteuk.
“Ne! Siapa perempuan itu, hyung?!” bentak Heechul lagi.
“Dia… In Young noona…” kata Leeteuk innocent.
“M… Mwo?!” kata Heechul tidak percaya.
“Em… Tadi siang, aku pergi dengan In Young noona, katanya dia ingin mencari kado buat Min Ji, lalu dia menitipkannya padaku. Nih, kadonya…” kata Leeteuk sambil menunjukkan kotak besar berwarna pink muda dengan hiasan pita pink tua di atasnya.
“Hah… Hyung, Min Ji udah salah paham. Lebih baik hyung pergi meminta maaf padanya…” kata Heechul.
“Em… Secepatnya aku akan minta maaf dan menjelaskan semuanya padanya…” kata Leeteuk.


Sudah 3 hari semenjak kejadian itu. Selama 3 hari itu pula Leeteuk berusaha mengunjungi Min Ji, namun Min Ji tidak ingin menemuinya.
“Hari ini ulang tahunku… Heuh… Rasanya ini ulang tahun terburuk yang pernah kualami…” gumam Min Ji.
Biasanya ketika ulang tahun, Leeteuk selalu member kejutan pada Min Ji, namun sepertinya sekarang, kejutan itu tidak akan pernah datang.
“Min Ji…” panggil seseorang dari arah pintu kamar Min Ji.
Min Ji berbalik. Matanya membelalak begitu dia melihat siapa yang memanggilnya. “Oppa…” gumam Min Ji kaget.
“Saengil Chukahae, jagiya…” kata Leeteuk sambil menyodorkan sebuket besar bunga mawar. Min Ji memandang Leeteuk sesaat lalu mundur selangkah.
“Oppa, ngapain ke sini? Bukankah aku sudah mengSMS oppa untuk tidak menemuiku lagi?” kata Min Ji tertunduk.
“Hei~… Ini ulang tahun jagiya-ku… Bagaimana bisa aku tidak menemuinya…?” kata Leeteuk sambil memeluk Min Ji. Anehnya, Min Ji tidak bisa menolak pelukan Leeteuk itu.
“Oppa!” bentak Min Ji sambil melepaskan pelukan Leeteuk. “Jagiya-mu itu wanita yang kamu gandeng itu! Pergi saja ke rumahnya dan peluk dia! Jangan memelukku!” bentak Min Ji.
“Hem? Kamu cemburu? Cemburu pada kakakku sendiri?” tanya Leeteuk.
“Ha… Hah???” kata Min Ji kaget.


“Itu… In Young onnie???” kata Min Ji kaget.
“Em… Dia noona-ku. Dia minta untuk ditemani mencari kado untukmu. Ini Kado darinya…” kata Leeteuk sambil menyodorkan kotak pink. Begitu Min Ji membuka kado itu, isinya gaun bertali spaghetti warna coklat muda. Dia atasnya terdapat kertas dengan tulisan :
Min Ji,
Salam kenal! Aku noona-nya Leeteuk. Namaku In Young, kita belum pernah bertemu, kan? Hehe, terimakasih karena mau jadi pacar adikku yang jelek dan bandel ini. Tolong bantu aku menjaganya, ya! Aku pernah melihatmu di foto, kau cantik sekali! Aku tidak heran Leeteuk begitu mencintaimu! Tolong jaga dia, ya! Kau sangat berharga baginya!
In Young.
Min Ji dan Leeteuk terdiam. Min Ji sangat malu sekali karena dia sudah salah menyimpulkan hubungan Leeteuk dengan kakaknya.
“Oppa, mian…” kata Min Ji.
“Gweancheana, lain kali jangan suka sembarang menyimpulkan ya?” kata Leeteuk sambil merangkul Min Ji.
“Oppa ga marah kan? Saranghae, oppa…” kata Min Ji.
“Ndatou saranghae…” kata Leeteuk sambil mengelus lembut rambut panjang Min Ji.
Mereka berdua tersenyum dan menikmati pemandangan salju yang turun di luar. Mereka bahagia sekali karena akhirnya bisa menikmati Christmas Eve berdua dengan hati yang lega karena semua masalah sudah terselesaikan.


Di atap rumah Min Ji…
“Hyung, dingin… Sampai kapan kita harus menaburkan salju-saljuan ini?” tanya Shindong yang sudah memakai jaket 3 lapis.
“Ne, hyung. Aku ingin pulang ke rumah bertemu dengan selimut-selimut pink-ku…” keluh Sungmin.
“Aish…! Sudah taburkan saja sampai habis! Ini demi Leeteuk hyung juga!” paksa Heechul. Leeteuk hyung, Min Ji, semoga kalian berdua bahagia selamanya…, batin Heechul sambil menatap ke arah langit.


Fin~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar